Selasa, 09 Agustus 2011

My Enemy..My Love


My Enemy..My Love *Bisma_Dina’s Story*

Pagi ini Pramudina diantar oleh sang kakak,Rafael,ke kampus. Hal ini sangat jarang terjadi. Itu karena Rafael sudah bekerja di suatu perusahaan di New York...
“Makasih ya kak. Aku masuk dulu.” Pamit Dina begitu turun dari mobil
“Iya,ntar siang mau dijemput??” tanya Rafael
“Emmm,nggak usah kak. Aku bisa pulang sendiri”
“Oh,ya udah..Kamu masuk sana,ntar telat lho” Dina mengangguk dan segera masuk ke kampus. Sementara ia berjalan menuju kelasnya,ia bertemu dengan sang ‘True Enemy’nya,Bisma. Dia adalah badboy nomor 1 di kampus.
 Kronologis kejadian Dina dan Bisma bisa jadi musuh : Kejadiannya dua tahun yang lalu. Saat itu,Dina memiliki seorang sahabat bernama Sovia.

#FLASHBACK
Saat itu,Dina dan Sovia sedang menikmati waktu istirahat di cafetaria sambil menikmati segelas orange juice.
“Din,lo pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta??” tanya Sovia pada Dina
“Heh?Mmm,gak tau yah.Koq lo nanya gitu ke gue??Jangan2 lo lagi jatuh cinta” ledek Dina, Sovia tersipu malu.
“Hayoo,sama siapa Sov??Gak cerita ama gue lo,yah!??”
“Iya..iya,gue emang lagi jatuh cinta” Sovia jujur akan perasaannya saat ini.
“Sama siapa???” tanya Dina begitu antusias,sambil kembali menikmati orange juice pesananannya
“sama Bisma” jawab Sovia cuek. Dina tersedak..
“Si playboy sok belagu itu???Kenapa harus dia sih,Sov??Gak bisa nyari cowok yang lebih bagus lagi??” Dina sewot
“Kenapa sih,Din??Apa salah Bisma,lagian gue yakin gue bisa ngubah dia kalo dia jadi pacar gue”
‘Ughh,kayak Bisma mau jadi pacar lo aja’ batin Dina
“Lo kayak gak tau dia aja. Udah banyak yang jadi korban Bisma,Sov. Mereka semua depresi gara2 tau kalo Bisma Cuma mainin mereka doang. Yahh,meskipun gak sampai gila juga sih. Tapi itu bikin kebanyakan mantan Bisma jadi putus asa,kehilangan semangat hidup.” Jelas Dina
“Terus??” Sovia yang memang keras kepala,tetap bersikukuh pada pendapatnya. “Lagian gue berhak jatuh cinta,sama siapa pun yang emang gue suka” lanjutnya lagi
“Tapi gue gak mau lo jadi kayak mantan2 Bisma. Dan di luar sana masih banyak...”
“Ahh,udahlah. Lupain aja,gue mau ke kelas dulu” Sovia memotong pembicaraan Dina dan langsung beranjak ke kelas. Dina tertunduk lesu,ia khawatir pada sang sahabat.
Beberapa hari kemudian,saat pertengkaran Sovia dan Dina sudah mereda.
“Sov,gue dengar Bisma punya pacar baru lagi yah???” tanya Dina pada Sovia saat mereka sedang ada di dalam kelas. Saat itu mereka hanya berdua di dalam. Upps,ralat..Bertiga dengan Guntur,teman sekelas mereka.
“bukan baru sih,jadiannya udah dua mingguan gitu. Kalo gak salah nama ceweknya Poppy”
“Poppy?Dia cantik gak???” tanya Dina. Sovia mengangguk.
“Katanya dia model...” kata Sovia lagi. Sebenarnya Dina ragu pada Sovia,yaah..karena Sovia tak terlalu cantik. Tak sebanding dengan mantan2 Bisma.
“Apa sih yang lo suka dari Bisma??Menurut gue dia biasa aja” komentar Dina
“Mau tau ajahh” jawab Sovia singkat sambil berlari keluar,lali disusul oleh Dina. Guntur yang mendengar jelas pembicaraan kedua gadis tersebut segera menemui seseorang..yaitu,BISMA.

--Seminggu kemudian terhitung tiga hari setelah kejadian tersebut—
“Apa??Aku gak mau..” jawab Poppy sambil membalikkan badannya
“Sayang,aku Cuma mau bikin dia sadar. Itu aja” jelas Bisma
“Sebulan aja koq bebh,gak lama kan??” tanya Bisma
“Fine,terserah kamu aja”
...
Mata kuliah terakhir hari ini selesai. Begitu keluar dari kelas, Sovia kaget bercampur senang melihat Bisma.
“Hey,Sovia” sapa Bisma romantis
“Emmm,hy. Nungguin siapa,Bis??” tanya Sovia
“Kamu..Aku nungguin kamu. Soalnya aku mau ngajak kamu jalan,mau gak??” tanya Bisma penuh harap. Sovia mengangguk cepat tanpa berpikir panjang.
“Din,gue duluan yah??” pamit Sovia,Dina mengangguk perlahan. Sebelum pergi,diam2 Dina mendekati Bisma.
“Jangan nyakitin sahabat gue,Bung” ucap Dina sambil berlalu. Bisma merasa kesal pada Dina, tapi ia mengabaikannya.
----
“Din,gue jadian loh ama Bisma” pamer Sovia pada Dina ketika mereka sedang bersantai di cafetaria.
“Putusin dia,sebelum dia yang mutusin lo dengan cara yang gak wajar”
“Maksud lo apa sih??Gak wajar apanya???” tanya Sovia heran
“Yahh,dia bakalan mutusin lo di depan banyak orang. Semua mantannya juga digituin”
“Nggak,,, Bisma gak bakal mutusin gue..Gue yakin”
“Lo emang keras kepala yah,terserah lo deh. Tapi kalau ntar lo dibikin malu ama dia,jangan harap lo bisa bangkit lagi”
“PRAMUDINA,gue gak seremeh dan secengeng itu.. Dan asal lo tau yah, lo itu orangnya sok banget!!” kata Sovia sebelum beranjak pergi. Semenjak kejadian itu, keduanya tak saling bicara.
Sejak saat itu,Sovia sama sekali tak punya waktu untuk belajar. Bahkan waktu untuk jalan bareng Dina,yang dulu selalu mereka lakukan. Tapi Sovia sama sekali tak peduli. Dia hanya mengutamakan Bisma. Tiada hari tanpa jalan dengan Bisma. Pokoknya Sovia sudah mengutamakan Bisma dalam hidupnya. Padahal bulan depan mereka sudah harus semester...
Sebulan semenjak Bisma dan Sovia pacaran, pacar Bisma yang sesungguhnya,Poppy, menagih janji.
“Sayang,aku mau ngomong sesuatu sama kamu” kata Bisma sambil menggandeng tangan Sovia menuju aula sekolah. Di sana,Bisma mengumpulkan hampir seluruh mahasiswa. Dina juga ada di situ,kalau2 dugaaannya benar.
“Kali ini gue mau ngomong sesuatu..” Bisma mulai berbicara di atas panggung.
“Kalian tau cewek ini siapa??” Bisma melirik Sovia yang sedang senyum2 sendiri. Poppy dan beberapa temannya menyusul Bisma ke atas panggung. Mereka berdiri di samping kanan dan kiri Sovia sambil merangkul pundaknya.
“Dia...” Bisma kembali melirik Sovia,lalu tersenyum licik pda Poppy.
“Dia gak lebih dari cewek murahan dan gampang ditipu. Nothing Special” Seisi ruangan hanya bisa tertawa melihat kebodohan Sovia. Dina seketika menjadi begitu benci pada Bisma. Sementara Sovia yang tak tahan menahan malu berlari keluar,sayangnya beberapa dari mahasiswa itu melemparinya dengan telur busuk,sehingga membuat Sovia semakin malu. Dina mengejar Sovia yang menangis di toilet.
“Calm down ya,Sov” Dina mencoba menghibur Sovia. Sovia memeluk sahabatnya itu...
“Gue emang Bodoh,Din. Bener kata lo,gue keras kepala. Coba aja gue denegerin lo waktu itu, gak bakal kayak gini jadinya. Maafin gue udah ngomong kasar ama lo,Din” ujar Sovia sambil terus menangis.
“Gue udah maafin lo koq. Sekarang jangan nangis lagi yah”
...
Meskipun sudah agak tenang,Sovia tetap malu pergi ke kampus. Setiap malam dia masih saja menagis. Hampir saja dia depresi kala itu. Orang tuanya sampai bingung harus berbuat apa agar Sovia kembali seperti dulu lagi. Setelah dibujuk oleh orang tuanya dan juga Dina,akhirnya Sovia mau juga ke kampus.
Tapi tetap saja,kejadian di aula belum dilupakan oleh yang lain. Ketia Sovia lewat di depan mereka, cibiran keluar dari mulut mereka. Sovia semakin putus asa,dia merasa tidak bisa bangkit lagi. Sovia menjadi sangat pendiam. Setiap istirahat dia hanya berdiam diri dan melamun tak jelas. Hal ini membuat Dina semakin kesal pada Bisma. Apalagi setelah Sovia pindah bersama orang tuanya ke Paris
“Gue pengen lo minta maaf sama Sovia” ujar Dina pada Bisma siang itu
“Segampang itu lo nyuruh gue minta maaf??Emang dia siapa??” Bisma menolak permintaan Dina.
“Bukannya gue udah pernah peringatin lo supaya gak nyakitin hati Sovia? Minta maaf sekarang juga. Gara2 lo,dia jadi berubah”
“Mau minta maaf ke mana?? Orangnya udah di Paris sono.Minggir lo, gue mau cabut” kata Bisma sambil berlalu.
Sejak saat itulah keduanya saling membenci satu sama lain.

“Cowok playboy yang bisanya nyakitin hati cewek. Itulah Bisma Karisma” ujar Dina setengah meledek.
“Cewek rese yang gak laku2,sampai sekarang belum punya pacar.. Itulah Pramudina Afrawati Narundana” Bisma tak mau kalah.
“Mending gue gak punya pacar,daripada lo!!Punya segudang pacar,tapi gak punya cinta yang tulus setitikpun”
“Oh ya??Kata2 lo sok bijak,gak mempan buat gue” ujar Bisma sambil berlalu.
“Huhh,dasar pengecut. Udah dua tahun,tapi belum aja lo minta maaf sama Sovia.” Ujar Dina setengah berteriak. Bisma berbalik dan raut wajahnya berubah.
“Sovia?Cewek murahan dan bego itu yah??oh..lo masih inget ama dia”
“jelas gue inget,dia sahabat terbaik gue. Tapi lo malah bikin dia kecewa berat. Sampai’’ gue harus rela kehilangan dia”
“emangnya gue peduli??Nggak sama sekali!” ujar Bisma dingin. Dina yang kehabisan stok kesabaran,segera mengampiri Bisma dann...
‘PLAAAK’
Dina menampar Bisma.
“Itu untuk kekecewaan Sovia” ucap Dina tak kalah dingin dari Bisma.
PLAAAAKK,sekali lagi Dina menampar Bisma.
“Dan itu untuk kekesalan gue karna lo gak peduli ama kesalahan lo” ujar Dina sebelum menuju ke kelasnya.
“Sialan tuuh cewek. Awas aja,gue bakal bikin lo ngerasain malu kayak yang dialami sahabat lo sendiri”batin Bisma

Sementara itu di kelas Dina...
“Ughh,cowok brengsek..Udah jadi playboy,merangkak jadi badboy juga” ujar Dina kesal sambil meletakkan tasnya di meja.
“Kenape lu Din??Itu muka kusut amat,kayak jemuran belum distetrika...”celoteh Dicky sambil sesaat mengalihkan pandangannya dari PSP nya ke arah Dina.Dicky adalah mahasiswa yang baru setahun pindah ke Unikom. Dilihat dari postur tubuhnya,sulit dipercaya bahwa Dicky adalah mahasiswa berusia 21 tahun. Ya,badannya memang lebih kecil dibanding mahasiswa lainnya dan wajahnya tampak seolah dia baru SMA. Dicky sekarang menjelma menjadi’Sovia’ kedua bagi Dina.
“Gak ppa,cuma ada masalah kecil ama si cowok brengsek” tutur Dina yang masih kesal
“Bisma maksud lo??” tanya Dicky memastikan
“Emang siapa lagi selain dia??”
“Lo berantem lagi ama dia??” tanya Dicky lagi
Dina mengangguk. “tapi gue sempat nampar dia dua kali..Abis ngeselin banget”
“Wuidiih..itu baru Dina,hehe” celetuk Dicky
“Eh Din,lo udah liat keponakannya rektor??Dia kuliah di Universitas Sorbonne, dan sekarang lagi libur musim panas Namanya..Morgan,kalo gak salah”
“Tau dari mana lo??” tanya Dina penasaran
“Yah,dari anak2 lah. Oh iya..karna Morgan itu pinteeer,jadi dia dikasi side job di sini uat ngajarin beberapa kelas gitu” tambah Dicky
“Ooo,penasaran gue ama yang namanya Morgan itu”

* * *

 “Dinaroh,gue cabut dulu yah..Ada urusan..” pamit Dicky begitu kelas pertama selesai.
“Dinaroh,dinaroh..Enak aja lo ganti nama gue. Eh,tapi ntar lo balik kan??Masih ada satu kelas lagi”
“Iya,duluan yah..Bye Dinaroh”ujar Dicky sambil berlari menuju parkiran
Dina berjalan menuju perpustakaan untuk meminjam buku sambil mengerjakan tugas...

@Perpustakaan
“Mana yah bukunya???” gumam Dina sambil terus mencari.
“Nah,ketemu” celetuk Dina saat menemukan buku yang dicarinya. Dina begitu serius mengerjakan tugas sehingga tak memedulikan keadaan sekelilingnya.
“Pramudina..?” panggil Bu Meta, petugas perpustakaan. Dina tak menyahut,mungkin karna tak mendengar.
“Pramudina??” kali ini dengan suara yang lebih keras,namun Dina tetap tak menyahut.
“Pramudina Afrawati Narundana” Bu Meta menghampiri Dina.
“Oh,iya..Manggil saya Bu??” sahut Dina
“Boleh saya lihat buku yang kamu pinjam??” tanya Bu Meta.
“Eh,silahkan Bu..” Dina mempersilahkan Bu Meta melihat buku itu. Sesaat kemudian,
“Tunggu sebentar..” kata Bu Meta sambil kembali ke mejanya.
“Buku ini yang kamu maksud??” tanya Bu Meta pada tamu itu.
“Oh,iya Bu.Saya bisa pinjam kan??Saya butuh buku ini untuk keperluan mengajar nanti” tutur sang tamu.
“Sebenarnya buku ini sudah dipinjam oleh orang lain,tapi kamu boleh pinjam,silahkan kamu isi daftar ini dulu” Setelah selesai,tamu itu lalu keluar dari perpustakaan.
“Bu,buku yang tadi mana???Saya mau pake Bu” tanya Dina begitu datang ke meja Bu Meta
“Oh,maaf Pramudina. Tapi buku itu dipinjam oleh orang lain” jawab Bu Meta santai
“Lho??Kan saya udah duluan pinjam Bu.”
“Terserah kamu aja.. Ibu tidak ada urusan sama sekali” ujar Bu Meta tanpa rasa bersalah sedikit pun.
‘sialan nih orang, koq bisa dia diterima jadi petugas perpus??Aneh’ benak Dina yang kesal pada Bu Meta.
“kalau saya boleh tau,yang pinjam siapa Bu??” tanya Dina, ‘biar gue pites sekalian’ lanjut Dina dalam hati
“Ibu kurang tau namanya. Tapi yang jelas dia baru di sini. Kalau kamu mau cari,saya kasi tau ciri2nya. Dia pake baju warna merah,lengan panjang. Orangnya tinggi,putih,dan tampan..”
“Makasih bu,saya pamit dulu” Dina keluar dari perpustakaan lalu memutuskan untuk mencari orang tersebut. Dina lewat di koridor kampus dan melihat orang yang sama persis seperti yang diceritakan oleh Bu Meta tadi. Dina menghampiri orang tersebut.
“Permisi,boleh gue liat buku yang lo baca??” tanya Dina
Orang itu tak menjawab,hanya menyodorkan buku pada Dina.
“Eh maaf yah,tapi tadi gue udah duluan minjam buku ini”
“Tapi gue udah daftar di perpus buat minjam buku itu”
“Enak aja.Pokoknya buku ini buat gue..Terserah apa kata lo” Dina cuek.
Kelas dimulai lima belas menit lagi, masih cukup waktu untuk menikmati beberapa makanan kecil di cafetaria. Setelah selesai menyantap segelas cappucino, Dina  kembali tepat saat kelas akan dimulai dan saat Dicky sudah ada.
“Selamat siang semua” sapa Pak Roby,dosen mata kuliah Fisika.
“Siang pak”
“Kali ini bukan saya yang akan mengajar kalian. Tapi seorang yang sangat special.”  Pak Roby memandang ke luar pintu kelas,, ”silahkan masuk” panggil Pak Roby. Sesosok pria berbadan tegap masuk, sambil melemparkan senyum ke seluruh mahasiswa/wi.
‘Lho??Dia kan cowok yang tadi??’ Dina heran.
“Din,menurut gue..dia deh yang namanya Mor..” Dicky sempat berkomentar namun orang tersebut mulai berbicara.
“Perkenalkan,nama saya Handi Morgan Winata. Saya mahasiswa dari Universitas Sorbonne” kata pria itu memperkenalkan dirinya.
‘Oh,jadi lo yang namanya Morgan.’ gumam Dina.
“Oke Morgan,silahkan kamu mulai mata kuliah kali ini. Bapak ada urusan di luar. Selamat mengajar... Dan,kalian anak2” Pak Roby mengalihkan pandangan ke mahasiswa. “Belajar yang baik,jangan nakal”nasihat Pak Roby sambil berjalan keluar kelas.
“Emang kita anak kecil.. masih nakal??...” komentar Dicky
“Baik,sekarang kita akan mulai belajar. Tapi,ssebelumnya ada tugas yang diberikan oleh Pak Roby. Saya ingin beberapa dari kalian yang mengerjakannya” Morgan memulai mata kuliah kali ini.
Tanpa sengaja,tatapan mata Morgan dan Dina bertemu.
‘Oh,jadi kita ketemu lagi??Gue pengen tau apa otak lo sebesar omongan lo’ batin Morgan sambil berjalan menuju meja dan mengambil absen.
“Soal pertama,saya mau kamu yang kerjakan” ujar Morgan sambil menunjuk Dina.
“Saya??” kata Dina kaget bercampur heran.
“Iya kamu,silahkan maju...” perintah Morgan. Dina segera maju dan mengerjakan soal tersebut...
“Oke,jawaban kamu benar...Tapi nama kamu siapa? Saya mau nilai” ujar Morgan..
“Pramudina” jawab Dina singkat

(...)

“Pramudina..??” panggil Morgan saat mata kuliah usai. Dina membalikkan badan,,,
“Ada apa??Lo mau gue balikin buku yang tadi?Nih,lo ambil. Gue udah selesai..” ujar Dina sambil menyodorkan  buku itu.
“Thanks..”
“Dinaroh,kalo kalian udah selesai kita cabut sekarang” celetuk Dicky
“Iya,,,Emm kita cabut dulu yah,,” pamit Dina yang tangannya langsung ditarik oleh Dicky
Morgan tertawa kecil melihat tingkah kedua sahabat itu...
“Dinaroh??Ada’’ aja..”
................................
Keesokan Harinyaa
“Din,hari ini latihan basket kan??Kalau gitu gue pulangnya dulu yah..Ntar kakak lo jemput kan??” tanya Dicky sambil membereskan bukunya.
“Iya,,sialnya gue harus ngelatih junior baru ama si Bisma”
“Ya,,kan Cuma tiga jam doank. Lagian lo ngelatih yang cewek,nah si Bisma ngelatih yang cowok. Beda kan???”
“Yah emang,tapi tempatnya kan sama. Bikin bad mood aja tuu orang”
“Udahh udah,sekarang buruan ke lapangan basket..Ntar telat lagi lho” nasihat Dicky.
Dina segera menuju ke lapangan basket. Untunglah latihannya belum dimulai,sehingga ia tak perlu berurusan dengan Bisma,yang pasti akan marah jika ada yang terlambat. Dari awal latihan hingga istirahat,Bisma selalu curi’’ pandang pada Dina. Seringkali tatapan keduanya bertemu, sehingga Bisma langsung membuang muka sedangkan Dina merasa kesal diperhatikan oleh Bisma.
Saat istirahat...
Dina duduk di bangku sambil menikmati sebotol air mineral. Bisma datang dan duduk di sampingnya, Dina tak menolak karna sedang tak ingin berdebat dengan sang rival.
“Kak Dina,Kak Bisma..kalian berdua pacaran yah??Kalau iya,kalian cocok banget. Seris deh” kata seorang junior
“Enak aja pacaran,dia kan musuh gue” kata Dina cuek
“Din,sampai kapan sih kita harus musuhan kayka gini??Gue capek...”
“Sampai lo bener’’ minta maaf sama Sovia” jawab Dina dingin
“Tapi kan Sovia udah di L.A..Gue juga gak punya contact dia. Gimana kalo minta maafnya ama lo aja??”
“Yang sakit hati kan bukan gue,ngapain minta maaf sama gue??”
“Yah,,anggap aja lo wakilin perasaan Sovia. Mau nggak??Daripada gue gak minta maaf sama sekali. Lagian ge yakin lo gak betah punya musuh terus.” Kata Bisma bijak
‘Ini anak bener juga sih,yah berarti dia emang niat minta maaf. Tapi,apa dia rencanaiin sesuatu ama gue??jangan’’ dia gak tulus minta maaf. Nggak,nggak..gue gak mau terjebak’ batin Dina dalam hati.
“Gue ragu sama niat lo. Gak mungkin lo bisa berubah secepat itu” kata Dina lagi.
‘Sialan,dia tau dari mana niat gue palsu. Tapi kan,kalau mau dekatin dia,masalah tentang Sovia harus selesai dulu. Berarti gue harus berani nanggung segudang malu,supaya kelihatan serius’ benak Bisma
Bisma turun ke bawah lapangan...lalu,,
“Dina,gue mau minta maaf sama lo. Gue harap lo bisa maafin gue. Pliss Din,maafin gue,lo mau kan maafin gue??Dan gue pengen kita gak musuhan lagi...” teriak Bisma, Dina menjadi heran...Begitu juga dengan anak yang lainnya,,,
‘Lo berani juga ternyata bikin diri lo malu sendiri..Tapi kalau lo Cuma pura’’,gue juga bisa pura’’ maafin lo. Liat aja,gue gak akan tertipu ama lo. Tipuan lo gak mempan sama sekali,Bisma’ kata Dina dalam hati.
 Bisma kembali menghampiri Dina...
“Gimana??” tanya Bisma
“Iya,gue maafin lo...” ujar Dina sambil menatap Bisma dengan tatapan dingin.
“Yihaaa,akhirnya lo maafin gue juga” sorak Bisma...
Setelah latihan selesai,,Bisma mendekati Dina lagi.
“Hey Dina,lo mau langsung pulang kan??Gue anter ya??”
“Nggak usah. Gue dijemput” Dina kembali bersikap dingin.

‘Aghh,kak Rafa mana sih??Mana si Bisma masih nunggu lagi,sial’ kata Dina dalam hati.
“Mana jemputan lo??” tanya Bisma lagi
“Mana gue tau..paling juga masih di jalan”
Setengah jam kemudian,,,
Sebuah mobil ferrari merah berhenti di depan Dina...
“Kakak lama banget sih,aku udah lama nunggu tau” Dina bersungut’’ pada sang kakak.
“Tadi kakak lagi ngumpul bareng teman SMA. Jadi lupa deh buat jemput kamu”
‘Huh,reunian ama temen lama. Pantes aja gue dilupain’ benak Dina
Sementara itu Bisma agak kesal karna gagal mengantar Dina pulang.
“Tadi itu harusnya jemputan Dina gak datang. Supaya gue yang nganter,biar kayak di film gitu” harap Bisma,,,

* * *

Keesokan harinya di kampus...
“Dinarooohhh” teriak Dicky saat memasuki kelas.
“Kenapa??”
“Ini buaat lo,tadi Bisma nitip ke gue” ujar Dicky sambil memberikan sebatang coklat kepada Dina. Dina menerimanya dengan heran...
“Mumpung gue lagi gak minat makan coklat,ini buat lo aja deh”
“Lho,koq gitu sih Din?Tapi bener nih buat gue??Aseeeek” dengan nikmat Dicky memakan coklat tersebut.
“Hy,kita ketemu lagi...” sapa seseorang yang tak lain adalah Morgan
“Boleh gue gabung??” tanya Morgan
“Boleh..silahkan” jawab Dicky
Morgan memilih bangku di samping Dicky...
“Hello Pramudina...” tiba-tiba Bisma datang dan membawa setangkai..BUNGA. Ia heran saat melihat sosok Morgan
“Setangkai bunga mawar putih untuk Princess Dina” rayu Bisma sembari duduk di samping Dina,lalu menyodorkan bunga itu.
“Apa-apaan sih,Bis??Mending tuu bunga lo kasi ke Poppy,pacar lo” Dina menolak pemberian Bisma dengan kasar
“Dina,gue udah putus kalee ama si Poppy”
Bisma mengalihkan pandangannya ke Dicky yang sedang asik dengan PSP nya.
“Eh Gan,ngapain lo di sini??Lo kenal juga ama Dina???” tanya Bisma dingin
“Emang kenapa kalo gue di sini??”
“Ngeganggu suasana,mending lo cari tempat lain deh. Jangan di sini” Bisma kesal dengan kehadiran Morgan
“Bisma,lo pikir lo bisa lari dari kesalahan lo??Urusan kita belum clear,inget itu” kata Morgan sebelum akhirnya pergi keluar.
“Lo ada masalah sama Morgan??” tanya Dina penasaran.
“Nggak penting buat dibahas sekarang”
* * *

Seminggu telah berlalu...
Morgan makin dekat dengan Dina,sedangkan Bisma jealous tiap melihat mereka berdua dekat..Seperti saat itu,ketika Dina sedang bersantai di cafetaria bersama Dicky..
“Din,ntar sore team basket putra bertanding ama universitas tetangga. Lo dateng ya,kan lo kapten team putri” kata Bisma
“Gue udah ada janji ” jawab Dina singkat,padat dan cuek.
‘Sial,gue kalah cepat ama Morgan’ batin Bisma
“mau ke mana???” tanya Bisma lagi
“ke pameran buku...”
Bisma tak kehabisan akal..
“Tapi lo harus dateng,Din. Ini perintah pelatih,emang lo berani gak dateng???” .
“Oh,oke..ntar gue dateng...” Dina akhirnya menyerah
Dina terpaksa membatalkan janjinya dengan Morgan..
Sore harinya,di tempat lomba basket diadakan...
“Din,kita duduk di depan yuk” ajak Dicky yang sangat antusias sore itu..
“Ogah,ntar kepala gue kena basket..”
Pertandingan sore itu berlangsung seru...Kedua team saling mengejar angka. Dan akhirnyaa, team Bisma yang menang..
“Yeaaaahh..menang..menang” Bisma bersorak-sorai saat pertandingan dinyatakan usai. Entah disengaja atau tidak,sebuah bola melayang ke arah Bisma dan akhirnya ...
‘Bruuuuk’
Bisma jatuh pingsan akibat kepalanya terhantam bola. Dina sontak berlari ke tempat Bisma dan bersama anak lainnya membawa Bisma ke kamar ganti. Tak lama kemudian,Bisma siuman...
“G.,gue di mana..??” tanya Bisma heran saat mendapati dirinya terbaring di kursi.
“lo di kamar ganti,tadi kepala lo kena bola..terus pingan deh” jawab Dina yang duduk disamping Bisma.
“Lo siapa???” tanya Bisma seolah tak mengenal Dina
“Gak usah pura-pura hilang ingatan deh,Bis”
“Gue siapa??Gue gak tau gue siapa” kata Bisma sambil memegangi kepalanya yang masih sakit
“Bisma??Masa iya lo lupa??” Dina cuek“jangan bercanda deh,gak lucu tau” sambungnya lagi 
“Gue gak bercanda,gue bukan pelawak..” kata Bisma sambil mencoba untuk berdiri,namun hampir sajaa terjatuh.
Bisma masih nampak heran dan bingung,sehingga membuat Dina ‘agak sedikit’ cemas.
‘Ahh,jangan-jangan dia beneran amnesia lagi??Atau dia bohong mau ngerjain gue??’ kata Dina dalam hati.
“Bis,lo bercanda kan???Gak serius???” tanya Dina memastikan
“Lo siapa sih???” tanya Bisma
“Masya Allah,Bis...Gue Dina,masa lo lupa??”
“Dina????” kata Bisma dengan raut wajah heran.
“Iya,,lo ingat kan???”
“Gue...gue” kata Bisma dengan terbata-bata..”Gue..mm..”
“Iya,kenapa???” tanya Dina lagi.
“Gue...gue bercanda kali,Din. Gak mungkinlah gue amnesia,hahaha” Bisma ngakak. Awalnya Dina agak kesal,namun ia ternyata tertawa juga.

* * *
Dina terus memikirkan Bisma,begitu pula sebaliknya. Sepertinya Bisma lupa akan rencana awalnya, yaitu..untuk membuat Dina merasakan malu besar seperti yang dialami Sovia. Bahkan kini, Bisma merasakan dia benar-benar jatuh cinta pada Dina.
Keesokan harinya di kampus,Bisma berdiri di depan kelas Dina sambil memegang setangkai mawar putih. Namun pada saat yang bersamaan,Morgan memasuki kelas Dina dan membuat Bisma tercengang.
“Eh Morgan,ngapain lo ke sini??” tanya Bisma heran sambil berusaha menyembunyikan mawar putih yang ia pegang.
“Harusnya gue yang nanya gitu ke lo,gue ke sini karna..gue mau ketemu Dina” jawab Morgan
“Dina??Eh,Gan,,Dina itu incaran gue. Lo jangan deket2 ama dia.”
“Lho?Kenapa emang??Dengerin gue,masalah kita sewaktu SMA aja belum selesai,dan sekarang lo mau nambah masalah lagi ama Dina?Awas aja kalau lo Cuma jadiin Dina mainan lo” ancam Morgan
“Tenang aja,kali ini gue bener2 yakin kalo gue emang suka ama Dina”
“Bisma,apa lo gak sadar kalo Sandra kecewa berat ama lo??” tanya Morgan tiba-tiba
“Sandra?Sorry Gan,dia itu Cuma masa lalu yang gak penting buat gue. Lagian kejadiannya juga waktu sma”
Keduanya terdiam sesaat...
“Waktu itu,gue sayang banget ama Sandra. Tapi pas gue tau lo juga suka ama dia, gue ngorbanin perasaan gue demi sahabat terbaik gue.Tapi ternyata lo Cuma jadiin dia boneka.” Kata Morgan lagi
What?SAHABAT kata Morgan?? Yeah,Bisma dan Morgan memang berteman sejak dulu. Keduanya begitu dekat. Saat SMA,Morgan menyukai seorang gadis bernama Sandra. Namun ternyata Bisma mengaku bahwa ia jatuh cinta pada Sandra. Morgan terpaksa merelakan Sandra untuk Bisma. Sandra akhirnya jadian dengan Bisma,namun apa daya...Bisma tak serius dengan Sandra. Ia memutuskan Sandra di depan umum. Membuat Morgan kecewa berat dan memilih untuk kuliah di Paris. Sedangkan Sandra,ia menghilang entah ke mana...
“Dan satu lagi...” Morgan menggantung kata2nya “Masih ingat Sovia,dia sahabat Dina kan??”
“I..inget. Emang kenapa???”
“Dia sahabat gue di Paris. Dia cerita semuanya ke gue,tentang lo”
“jadi lo udah tau kan,kalau dia salah satu korban gue??” tanya Bisma
“Iya,gue juga gak habis pikir lo..”
“Terus kenapa lo sewot  kalo gue deketin Dina???Apa karna dia itu sahabatnya Sovia,jadi lo deketin dia supaya gue gagal dapatin Dina dan dendam lo terbalas??Iya kan??” Bisma memotong perkataan Morgan
“Gue gak tau pasti,yang jelas..gue ngerasa,kalau gue jatuh cinta ama Dina” jawab Morgan
“Ohh,dugaan gue bener. Lo mau rebut Dina dari gue kan??Supaya gue ngerasaain apa yang dialami sama Sandra,Sovia atau siapapun yang udah jadi mantan gue”
“Nggak,..Gue nggak tau kalau lo juga suka ama Dina” bantah Morgan
“Untuk kedua kalinya kita jatuh cinta ke cewek yang sama” kata Bisma sebelum keluar kelas. Morgan terpaku dan hanya terdiam.
                                         * * *
@Cafetaria Kampus

“Gila,itu dosen galak amat” kata Dicky sembari duduk dan mengambil PSP dari dalam tas-nya. Dina hanya menganggukkan kepala. Tiba-tiba...
“Helloo princess Dina” sapa Bisma
“Idih,lebay” protes Dina. Bisma berlutut dan memberikan setangkai mawar putih. Dina heran, begitupun Dicky.
“Eh.malah bengong,,” kata Bisma yang heran karna Dina tak kunjung menerima mawar itu.
“Hahahaa,apaan sih. Ngapain pake kasi bunga segala” kata Dina sambil tertawa.
‘Yah,ini anak belum ngerti juga’kata Bisma dalam hati.
“Bisma,jangan-jangan lo suka ya ama Dinaroh..Iya kan??Ngaku lo!!” ledek Dicky yang sedari tadi hanya diam. Bisma jadi salah tingkah,Dina merasa semakin janggal pada Bisma.
“Emm,gue cabut dulu..Byee” pamit Bisma sebelum berlari ke luar.
“Aneh” ucap Dina dingin.
“Iya,emang aneh. Itu karna dia suka ama lo,Din” celetuk Dicky.
“Masa iya,gak mungkin ahh” bantah Dina
“Tapi kalo dia beneran suka ama lo,gimana Din??” tanya Dicky
“Emm,ya biarin aja. Gue gak peduli,lagian dia kan musuh gue”
“Musuh,tapi akhir2 ini lo sering ketemu ama dia”
“Ember...” celetuk Dina dingin
“Benci itu beda tipis lho,ama cinta” kata Dicky bijak..
“Bodoo amaat” kata Dina sambil berlari..
“Dinarooh,eh tungguin gue” teriak Dicky...
...
Bisma berjalan menuju kelas, tanpa sengaja ia bertemu dengan Morgan. Dengan gontai Bisma berjalan di depan Morgan..Namun Morgan menahan langkah Bisma,sehingga membuat Bisma jengkel.
“Get away from my life” ucap Bisma dengan raut wajah kesal.
“Jauhin Dina dulu, baru gue gak akan ganggu lo” kata Morgan
“Minggir,gue mau lewat” kata Bisma lagi
Namun Morgan lagi-lagi menghadangnya...
“Mau lo apa sih??” tanya Bisma kesal
“Gue minta supaya lo jauhin Dina,gue gak mau liat dia terluka gara2 lo”
“gue gak bakal kayak gitu ke dia,gue beneran sayang ama Dina” kata Bisma lagi
“Oh ya?Wow”
Perkataan Morgan barusan jelas membuat Bisma kesal.
‘Bruuuk’
Sebuah pukulan tepat melayang ke wajah Morgan..Morgan yang tak terima langsung membalas pukulan Bisma tadi. Akhirnya,jelas mereka beradu kekuatan...Dina dan Dicky yang tak sengaja lewat di situ,kaget bercampur heran melihat keduanya. Sontak Dina dan Dicky melerai keduanya.
“Kalian ngapain berantem??Kayak anak kecil tau” ujar Dina
“Sebenarnya kalian ada masalah apa???” tanya Dina..
Keduanya terdiam...
“Kita cerita di kelas” kata Bisma sambil menarik tangan Dina..

@Bisma’s Class
Bisma menceritakan semuanya pada Dina. Sementara Dina sibuk mencuci memar di wajah Bisma.
“Ohh,jadi gitu” gumam Dina setelah selesai mendengar cerita Bisma.
“Auuh,pelan2 dong Din”
Sesekali Bisma memandang Dina..
“Apa liat2??” tanya Dina setiap kali mendapati Bisma sedang memandangnya sambil tersenyum.
“Hehe,kalo diliat2 lo cantik juga yah” kata Bisma memuji Dina. Dina terdiam namun dalam hatinya ada sepercik rasa senang.
“Apaan sih..”
“Din,gue serius. Lo itu cewek yang perfect. Type cewek gue banget” puji Bisma
Untuk sekian detik keduanya hanya terdiam dan saling bertatapan. Ada sesuatu yang berbeda saat Dina menatap Bisma, begitupun sebaliknya.
“Yahh, rayuan lo basi kaleee”
“Hehee, rayuan boleh basi. Yang penting tulus dari hati” ucap Bisma, Dina hanya tersenyum.
“Dina” panggil Morgan yang sedari tadi memperperhatikan keduanya.
“Gue mau ngomong sama lo” kata Morgan lagi sembari menarik tangan Dina. Keduanya berjalan keluar dan mencari tempat yang pas untuk bersantai.
“Mau ngomong apaan,gan??” tanya Dina setengah penasaran
“Sovia Amanda” kata Morgan singkat sambil terus menatap Dina.
“Lo kenal??Sovia kan dulu sahabat gw di sini” kata Dina
“Dia temen deket gue di Paris" kata Morgan pendek
"Din,sebenarnya Bisma itu sahabat gue dulu waktu SMA" lanjut Morgan
"Hah??Sahabat???" Dina tercengang heran
"Iya..apa perlu gue cerita itu ke lo???"
Dina mengangguk perlahan..
Bla..bla..bla.Morgan menceritakan masa lalunya pada Dina..

"Lo suka ama Bisma???" tanya Morgan pada Dina
"Uh-eh??Apa lo bilang??Emm,nggak..Sama sekali nggak" Dina speachless begitu Morgan menanyakan hal tersebut
"Bohong!Jujur aja Din,gue tau koq"
"Kalo itu yang lo mau..Oke..Gue emang jatuh cinta ama Bisma.Tapi,apa salah??"
"Nggak,Din..Cuma,apa lo nggak takut jadi korban dia??" tanya Morgan lagi
"justru itu,gan..Gue rasa ini bakalan sulit buat gue,,gue takut dijadiin boneka sama dia..tapi gue juga nggak bisa bohongin perasaan gue" jawab Dina jujur
"Dina..." ucap Morgan perlahan
"Iyaa???"
Morgan teridam sesaat..
"Gue suka sama lo" kata Morgan sesaat sebelum ia merangkul dan memeluk Dina
morgan melepaskan pelukannya..namun tetap menatap Dina
"Sorry Gan"
"Iya Din,gue tau kita gak mungkin bisa bersama..Gue yakin lo emang pantas buat Bisma"
..Sementara itu,Bisma yang sedari tadi memperhatikan Morgan dan Pramudina perlahan beranjak pergi...
"Kalo gitu,lo harus tunjukin sinyal-sinyal ke Bisma" goda Morgan
"Sinyal??Apaan sih lo,aneh..hahaha"
"yah,supaya dia nembak lo gitu"

* * *

Kali ini Dina begitu yakin akan perasaannya..Dia percaya pada Bisma,sehingga pada jam istirahat,Dina mengunjungi Bisma...

"hey,Bisma" sapa Dina 
Bisma yang pada saat itu sedang asik dengan novelnya,tak berkata apapun..
"Bis,lo kenapa sih??diem gitu???marah ya ama gue.."
 Bisma mengalihkan pandanganny ke arah Dina..
"Congrats for you,miss Pramudina" ucap Bisma pendek
"Hah??maksud lo apaan sih??"
"Jadian kan ama Morgan???selamat kalo gitu"
"Masya Allah,Bis..Sejak kapan gue jadian ama Morgan??nggak mungkin juga gue jadian ama orang yg gue nggak suka"
"Emm.lho,tadi gue liat lo pelukan ama Morgan,,itu berarti"
"Hahaha,masa kalo dia meluk gue berarti gue harus jadi pacarnya,."
"Oh ya Din..Gue mau nanya sesuatu ke lo,boleh???"
"Boleh,,apa emang???"
"Eghh,lo masih jomblo kan??"
"Yeaah,trus??"

ada cinta yang ku rasakan,saat bertatap dalam canda
ada cinta yang kau getarkan,saat ku resah dalam harap
oh indahnya

 "Pramudina Afrawati Narundana,maukah kau menjadi pacarku??"
Dina terdiam sesaat..namun senyum manis di bibirnya seakan menjadi suatu jawaban
"Of course,Bisma Karisma"
'Prok prok prok'
"Yeyeyeye..Dina Bisma,Dina Bisma" ledek Dicky yang ternyata sudah dari tadi mengintip mereka..
"ahh.Dicky!!!" geram Dina
"hahaha,nggak usah malu gitu Dinarooh.." goda Dicky
"weitss,santai aja Dick.Si manis Dina gak bakal marah,ya kan sayang??" kali ini giliran Bisma yang menggoda Dina.

Hari itu menjadi hari paling indah bagi Pramudina dan Bisma..
Sementara Morgan,dia tetap berusaha untuk menetralkan perasaannya pada Dina..

Itulah kehidupan,ada saat di mana kau benci pada seseorang,meski kau tak tau apa suatu saat nanti kau akan menyukainya..So,hati-hati buat yang lagi punya musuh cowok.Bisa aja ceritanya sama kayak Bisma n Dina #peace

Segitu yah cerpennya,maav klo agak lebay dan nggak nyambung..Maklum lah namanya juga pemula. Keep respect @pramudina <3! @bismakarisma


1 komentar: